on the show

on the show
Lagi Conduct

Jumat, 19 Maret 2010

Awal mengukur Musikalitas untuk memulai belajar musik

Jika anda tertarik untuk belajar musik, atau menginingkan putra putri anda untuk belajar musik, pertama-tama biasanya akan langsung memilih satu alat musik atau vokal.
untuk orang dewasa biasaya di arahkan untuk belajar keyboard atau vokal, yang mudah di pelajari dan menyenangkan.
tapi untuk anak2 biasanya di arahakan ke piano, biola, guitar atau vokal.
menurut saya pertama-tama dalam mempelajari musik, jangan langsung memainkan musik secara teknis, tapi di coba dulu tingkat musikalitasnya. dan dari informasi musikalitas ini dapat di susun untuk rencana pendidikan musiknya.

sering timbul masalah jika tingkat musikalitas dan besarnya 'keinginan' tidak sepadan, karena memulai belajar musik dengan terlalu bersemangat ingin memainkan lagu2 tertentu tapi karena tingkat musikalitasnya rendah maka setelah melalui proses belajar berbulan2 yang tiada hasil maka semangatnya mulai menurun.

demikian juga pada anak2, orang tuanya ingin anaknya sesegera mungkin mengikuti konser, maka memaksa sang guru musik untuk mengajarinya dengan cepat sebuah lagu untuk konser, karena tingkat musikalitas anaknya tidak terlalu bagus maka anak tersebut gagal untuk mencapai 'tujuan' dari orang tuanya, al hasil orang tuanya menyalahkan guru, menyalahkan sekolah musiknya yang tidak berkualitas....

seperti hal nya, dengan sistem belajar pada semua bidang studi, semuanya membutuhkan rencana belajar/ lesson plan. mungkin lebih di kenal dengan kurikulum dalam sekolah formal.

kurikulum atau lesson plan adalah gambaran secara garis besar tahap2 yang akan di pelajari. dan satu titik lemahnya adalah kurikulum biasanya disusun berdasarkan perkembangan ilmu itu sendiri, mulai dari basic konsep sampai pengembangan dan aplikasi.

Hal tersebut menurut saya kurang tepat di terapkan untuk belajar musik. karena kurikulum seperti itu tidak memperhitungkan 'potensi' anak. apakah potensi anak tersebut tinggi atau rendah. potensi ini sering di sebut bakat/ talent, dalam musik di ukur dari kecepatan menyerap nada dan irama ke dalam ingatan/ otaknya dan kemudian di keluarkan lagi melalui suara atau fungsi tangan/kaki.

cara mangukurnya sangatlah mudah, pertama tinggi rendah nada, apakah dia bisa membedakan tinggi rendah nada, apakah dia bisa menebak nama2 nada tertentu? kedua untuk ritme apakah dia dapat menirukan ritme2 tertentu? pertama berikan contoh 2 bar, kemudian di perpanjang lagi menjadi 8 bar.

setelah tahu kira2 tingkat musikalitasna, baru di ukur tingkat kecerdasan musiknya yaitu dengan memvisualkan bunyi musik, seperti kedalam gambar cermin/ imitasi/ ganda, grafik, cerita, suasana, film kartun dsb.

jika sudah di ketahui informasi2 potensi anak tersebut barulah di buat sebuah rencana belajar untuk anak tersebut, itulah sebabnya belajar musik itu harus private. karena potensi anak selalu berbeda2.

bisa juga di buat kelas asal potensi anak2nya rata2 sama.

yang terjadi di sekolah2 musik yang menggunakan kurikulum yang sama untuk setiap murid, anak2 yang berpotensi tinggi akan lebih cepat bisa, dan sebaliknya. tapi anak2 yang berpotensi itu sering terganja dengan sistem kurikulum, seperti harus menunggu ujian dulu baru naik tingkat, harus ikut ini dulu.....harus bayar ini itu...

demikian juga buat anak2 yang memiliki musikalitas rendah akan tidak termotivasi dengan sistem kurikulum tersebut, karena dia sudah berusaha mencoba tapi tidak bisa2.. akhirnya menyerah juga....

Semoga bermanfaat
Gus Henx

Tidak ada komentar:

Posting Komentar